Bubuk kopi Gayo semakin digemari dikalangan masyarakat, begitulah kalimat yang tertulis mengawali foto di halaman Serambi Indonesia edisi 31/12/13.
Meningkatnya kalangan masayarakat urban di perkotaan seperti di Banda Aceh mendorong tingkat penjualan bubuk kopi Gayo. Banyaknya masyarakat yang saat ini lebih memilih bubuk kopi jenis Arabica yang memiliki tingkat kafein lebih rendah dibandingkan jenis kopi Robusta mendorong laju pertumbuhan trnsaksi kopi Gayo.
Kisah ini adalah fakta semata. Semua nama dan tempat yang disebutkan disini bukan rekayasa. Apalagi fitnah. Begini ceritanya. Kahar hanyalah seorang toke kopi dari ratusan toke kopi yang ada di Aceh Tengah. Meski telah melakukan transaksi jual beli kopi selama tidak kurang dari 10 tahun, namun Kahar dalam transaksinya tidak pernah menggunakan kuitansi resmi. Apalagi memakai stempel.